Mari kesampingkan dulu, pro dan kontra mengenai poligami
seperti yang sedang berlangsung perang opini melalui medsos beberapa hari
belakangan ini. Dimana satu pihak merasa dirugikan dan menjadi korban,
sementara pihak yang lain mendukung adanya poligami dengan cara “memamerkan”
keharmonisannya.
Memang sepintas terlihat dipihak wanitalah yang menjadi
objek sasaran “korban” pada kasus poligami ini, entah itu yang pro maupun yang
kontra. Namun kalau ditelaah secara mendalam “korban” sebenarnya adalah kaum
pria itu sendiri. Lho kok bisa begitu?
Mari kita simak hasil sebuah penelitian yang dilakukan oleh
Dr Amin Daoulah, ahli jantung dari King Faisal Specialist Hospital dan Research
Centre, Kota Jeddah, Arab Saudi, beliau mengatakan pria yang melakukan poligami
berpotensi berumur pendek, kesehatannya pun juga tidak stabil. Dan risiko
terberat lainnya yakni mudah terserang penyakit jantung.
Hal tersebut diperkuat dalam riset terbaru yang diungkapkan
pada acara Asia Pacific Society of Cardiology Congress 2015, dimana peneliti
mendapatkan temuan ada hubungan tingkat keparahan penyakit arteri koroner dan
poligami, demikian dilansir oleh Daily Mail. Dari 687 pria diteliti, mereka terdiri 431
orang beristri 1, 140 orang beristri 2, 77 orang beristri 3, dan 40 orang
beristri 4. Hasilnya, sekitar 57 persen memiliki tekanan darah tinggi, 56
persen diabetes, dan 45 persen jantung koroner. Keseluruhannya berasal dari
sampel pria yang melakukan poligami.
Sebenarnya apa pesan yang mau disampaikan dari hasil penelitian
tersebut?, tentu saja ini adalah sebuah peringatan bagi kaum pria, meski
poligami itu diperbolehkan oleh agama, namun jangan disalah gunakan dengan mengambil
kesempatan dalam kesempitan sebagaimana kelakar para pria di warung kopi: ”Jumlah
populitas wanita saat ini mungkin sudah 3 banding 1 dengan pria, dan kita mau
menolong para wanita itu agar punya pasangan dan tidak nganggur”.
Tak usah jauh-jauh ngomongkan bisa berlaku adil diantara mereka
para istri, kepada diri sendiri saja kita sulit untuk adil apalagi kepada orang
lain. Apalagi standart ukuran adil masing-masing orang punya presepsi yang
tidak sama. Bercerminlah terlebih dahulu, pertimbangkanlah dengan matang, sudah
siapkah kaum pria ketika punya pikiran untuk berpoligami mempersiapkan mental,
spiritual serta finansialnya. Sebab kalau ketiga hal tersebut tidak
dipersiapkan dengan baik, ingat Umur anda tidakkan panjang dalam menjalani kehidupan
ini dan ancaman serangan jantung akan membayangi anda.
Sebaliknya bagi para isteri, setelah mengetahui hasil dari penelitian
diatas, jangan pula info tersebut dijadikan senjata untuk menakut-nakuti suami
ketika berniat poligami. Mungkin ada alasan khusus serta tujuan yang mulia didalamnya,
yang mungkin karena keegoan seorang isteri, sehingga tidak bisa melihat ada
sebuah niat serta tujuan mulia dibalik poligami tersebut bukan semata-mata
karena nafsu dan ingin menyakiti perasaan seorang isteri.
hmmmmmmmm
ReplyDeletelagi2 penelitian, dan lagi2 penelitian yg tidak Vital dan tidak penting
sekarang ini sdh banyak "penelitian" oleh "ilmuwan"
membuat paradigma bahwa seluruh ilmuwan/peneliti memiliki KECERDASAN yang sama
dan membuat opini bahwa semua penelitian selalu benar dan HARUS dipercaya
ckckckck
Penelitian yang asal2an saja Allah memerintahkan hal ini tentu sudah pastikan tdk ada kerugian baik dalm diri sendiri atau orang lain.. jadi ilmuan yang tdk setuju aza yng buat kesimpulan palsu. Persoalan umur mutlak Allah yang tahau. Jadi jangan ilmuan kacangangan menentang Al-quran. Paling2 dokter syi'ah lagi.. perintah Allah itu dimulai dari kata nikahi dua tiga dan empat baru satu
ReplyDelete