Termuat di koran Kedaulatan Rakyat tertanggal 12 dan 13
November 1949, yang menuliskan bagaimana situasi pertempuran yang sengit
terjadi pada tanggal 10 nopember 1945 itu. Dimana puluhan pesawat terpur sekutu satu persatu berjatuhan tanpa sebab
yang pasti.
Image: source |
Prof. Dr. Ahmad Mansur Suryanegara, Sejarawan Universitas
Padjajaran mengungkapkan, memang sulit untuk menjelaskan secara ilmiah perihal
pesawat-pesawat tempur yang jatuh tersebut. Meskipun faktanya itu “ulah” KH
Abbas dari Buntet Pesantren (Cirebon) dan KH Syamsul Arifin dari Situ Bondo
yang memang 'dipasang' oleh KH Hasyim Asy'ari tebu ireng Jombang. Dan itu hanya
dengan ketapelnya. Ini adalah fakta tak terbantahkan yang tak kan kita jumpai dalam literatur
sejarah Indonesia.
Banyak pakar- pakar sejarah yang telah mengulas perihal
tersebut, dimana kehebatan para pejuang saat
itu memang silut untuk ditandingi, atau bahkan sangat di luar logika. Bagaimana
tidak masuk akalnya, hanya menggunakan bambu runcing bisa mengalahkan meriam,
bom, pistol, dan sejenisnya
Dan bukan sesuatu hal yang mustahil, Indonesia yang berkembang saat
ini lahir dari keberanian yang luar, do’a yang luar biasa, dan jasa yang luar
biasa pula dari para pahlawan dan pejuang terdahulu. Sebagaimana pesan Bung
Karno, Jas Merah, jangan sekali-kali melupakan sejarah.
0 comments:
Post a Comment