Orang luar
negeri mengenal orang-orang indonesia memiliki pribadi yang berkarakter; ramah,
bersahabat dan saling menghargai. Inilah salah satu alasan mereka para turis suka
berkunjung ke Indonesia meski sekedar berlibur atau berinvestasi bagi mereka
para pelaku bisnis, bahkan ada menetap dan memutuskan pindah warga negara.
Itulah kita
orang indonesia, pribadi-pribadi menarik yang suka akan kedamaian. Dan karakter
itulah yang hingga hari ini terus dijaga. Pertanyaannya kok bisa orang-orang
indonesia menjaga dan melestarikan sifat-sifat dan karakter tersebut. Jawabannya,
sebab kita mampu menghidari 8 racun dalam kehidupan yang bisa berdampak pada
prilaku buruk, rusak dan beracun (toxic behavior) seperti yang diungkapkan oleh
Hilary Bergsieker profesor ilmu perilaku sosial dari Psychology Department
Universitas Waterloo, Canada. Dan berikut 8 racun kehidupan yang harus kita
hindari:
1. Arrogance = Kesombongan
Kalau kita
bertindak sombong terhadap orang lain maka adrenalin negatif akan menumpuk
dalam pikiran dan hati kita. Badan kita akan menghasilkan energi negatif yang
cenderung kuat menolak hal-hal yang baik, sekalipun datang dari orang yang kita
anggap benar. Kesombongan adalah racun terbesar yang menutup daya pikir, akal
sehat dan nalar kita terhadap hal positif dan menolak pembangunan hubungan
antar manusia atas dasar keseimbangan, harmonisasi, dan manfaat bagi semua
orang.
Kesombongan
bisa terjadi karena sikap keakuan yang kuat dan memandang dirinya lebih
superior dan sukses dibanding orang lain. Orang yang bersikap seperti ini
karena kurang memiliki sikap empati terhadap pemahaman bahwa pada dasarnya
setiap orang adalah subjek dan bukan objek dalam ruang lingkup kehidupan.
Bicara “racun”
yang satu ini, tentu kita akan teringat ahwal iblis yang dihukum oleh Tuhan
karena kesombongan. dan karena dampaknya yang luar biasa buruknyalah (merasa
superior, merendahkan orang lain, sulit menerima kebenaran dari orang lain) tak
salah kalau sombong dinominasikan sebagai “racun” nomor satu.
2. Ignorance = Ketidakpedulian
Sebagai manusia
yang tidak hidup sendiri atau tidak bisa mencukupi kebutuhan hidup tanpa orang
lain, “racun” ignorance tentu harus kita buang jauh-jauh. Rasanya tak pantas
sifat itu ada pada diri kita, sebab kaya-kayanya orang masih butuh akan orang
lain, sesukses-suksesnya seseorang tetap ada orang lain disitu yang mendukung
kesuksesannya. Ingatlah roda kehidupan ini terus berjalan ada kalanya kita
diatas, adakalanya kita dibawah.
3. Denial = Penyangkalan
Seorang sahabat
pernah berkata, “Penyangkalan kerap membuat kita buta terhadap realitas”. Kalau sudah begitu, sulit rasanya menerima
suatu kebenaran dari orang lain. Parahnya penyangkalan-penyangkalan yang dilakukan
sengaja didesign untuk menghindar dan lari dari tanggungjawab.
.
4. Tinkering = Mengerjakan sesuatu tanpa
keahlian
Ada sebuah
ungkapan mengatakan, ketika sesuatu dikerjakan oleh yang bukan ahlinya
tunggulah saat-saat kehancurannya. Takutnya hal ini berlaku pada mereka para
pemegang kekuasaan dan kebijakan yang melibatkan banyak orang didalamnya. Betapa
mereka yang tak tahu apa-apa, menderita dan sengsara akibatkan dari sebuah
kebijakan yang salah.
5. Losing focus = Kehilangan fokus
Pribadi yang
kehilangan fokus dalam hidup dan pekerjaan adalah pribadi yang kehilangan arah
dan disorientasi dalam berpikir. Fokus memerlukan latihan yang teratur,
konsistensi dalam cara berpikir dan tegas dalam menentukan sikap kita.
Kehilangan fokus sering menjadi beban besar pada diri sendiri dan orang lain
yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam aktivitas kita sehari-hari.
6. Permissive = Toleransi negatif
Permisif (toleransi
negatif) adalah lawan konsistent. Bisa dibayangkan,
bagaimana rasanya kalau kita dihadapkan pada orang yang tidak konsisten, jengkelnya
bukan main. Sikap inkonsistent inilah yang bisa membawa pada kacaunya keadaan
dan lepas kendali, bagaimana tidak, tidak ada disitu satu perkataan, pikiran
dan perbuatan.
7. Egoism = Keakuan – egoisme
Apa beda
optimis dengan egois?, tentu jawabannya adalah pada proses peristiwa itu
berlaku. Hati-hati ketika sifat egois ini muncul, jalan apapun meski tidak
benar alias meng-halalkan berbagai cara,
akan ditempuh oleh orang yang berwatak egois ini
8. Conflict = Pertikaian
Apa yang
indah dari sebuah pertikaian, sama sekali tidak ada. Yang ada hanyalah
memunculkan benih-benih permusuhan dan demdam kesumat yang tidak ada ujungnya,
bahkan selalu memunculkan banyak korban yang tidak ada manfaatnya.
Dan itu banyak ditebarkan melalui media sosial dan televisi.
ReplyDelete